7 Bandara Terbaik di Indonesia Dengan Berbagai Kelebihannya
Bandar Udara atau sering disingkat Bandara (Airport) merupakan sebuah fasilitas di mana Pesawat Terbang seperti Pesawat Udara dan Helikopter dapat lepas landas dan mendarat.
Suatu Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah Landasan Pacu (Runway) atau Helipad, sedangkan untuk Bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya seperti bangunan terminal dan Hanggar.
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Sedangkan menurut PT (Persero) Angkasa Pura, Bandara adalah “Lapangan Udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat”.
Bandara Terbaik di Indonesia
Bandara merupakan salah satu pintu masuk terpenting dari sebuah Negara. Oleh karena itu, setiap Negara selalu berlomba untuk membangun Bandara dengan kualitas terbaik, termasuk Indonesia.
Indonesia sendiri ada banyak sekali Bandara dengan kualitas yang tinggi. Namun, tetap saja ada yang terbaik dari beberapa Bandara yang baik tersebut. Ini dia Daftar Bandara Terbaik di Indonesia Dengan Berbagai Kelebihannya.
1). Bandara I Gusti Ngurah Rai – Bali

Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai (I Gusti Ngurah Rai International Airport) (IATA: DPS, ICAO: WADD), adalah Bandara Internasional yang terletak di sebelah selatan Bali, Indonesia, tepatnya di daerah Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, sekitar 13 km dari Denpasar.
Bandara Internasional Ngurah Rai merupakan Bandara tersibuk kedua di Indonesia, setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Nama Bandara Internasional Ngurah Rai ini diambil dari nama I Gusti Ngurah Rai, yaitu seorang Pahlawan Indonesia yang berasal dari Bali.
Sejarah Awal, Bandara Internasional Ngurah Rai (Bali) dibangun pada 1930 oleh Departement Voor Verkeer en Waterstaats (semacam Departemen Pekerjaan Umum).
Landas pacu berupa Airstrip sepanjang 700 meter dari rumput di tengah ladang dan pekuburan di desa Tuban. Karena lokasinya berada di Desa Tuban, masyarakat sekitar menamakan Airstrip ini sebagai Pelabuhan udara Tuban.
Kemudian, Pada 1935 Badnara ini sudah dilengkapi dengan peralatan telegraf dan KNILM (Koninklijke Nederlands Indische Luchtvaar Maatschappij) atau Royal Netherlands Indies Airways mendarat secara rutin di South Bali (Bali Selatan), yang merupakan nama lain dari Pelabuhan Udara Tuban.
Kelebihan, Bandara Internasional Ngurah Rai (Bali) berhasil meraih peringkat sebagai Bandara terbaik ke 7 di dunia. Bandara ini melayani 15 hingga 25 juta pengunjung per tahun.
Yang lebih membanggakan lagi, Bandara ini juga mendapatkan penghargaan sebagai Bandara dengan akses wifi tercepat ke 6 di dunia. Kecepatan download di Bandara ini mencapai 16.01 Mbps. Bandara I Gusti Ngurah Rai dikenal unik karena memiliki sentuhan gapura khas Bali yang menjadi ciri khas nya.
2). Bandara Soekarno Hatta – Jakarta
Bandara Internasional Soekarno–Hatta (Soekarno Hatta International Airport) (IATA: CGK, ICAO: WIII) disingkat SHIA atau Soetta, sebelumnya secara hukum disebut Bandara Cengkareng Jakarta (Jakarta Cengkareng Airport) (dengan IATA penunjuk “CGK”), merupakan sebuah Bandara utama yang melayani penerbangan untuk Jakarta, Indonesia.
Bandara Internasional Soekarno–Hatta ini diberi Nama sesuai dengan nama dwitunggal Tokoh Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta, yang sekaligus merupakan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pertama.
Namun, Bandara Internasional Soekarno–Hatta Populer di Masyarakat dengan Nama Bandara Cengkareng. Karena lokasinya yang berdekatan dengan wilayah Cengkareng, Jakarta Barat, meskipun secara geografis berada di Kecamatan Benda, Kota Tangerang.
Sejarah Awal, Bandara ini mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1985, menggantikan Bandara Kemayoran (penerbangan domestik) di Jakarta Pusat, dan Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur.
Bandara Kemayoran telah ditutup, sementara Bandara Internasional Halim Perdanakusuma masih beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer. Terminal 2 dibuka pada tanggal 11 Mei 1992.
Keunggulan, Bandara Internasional Soekarno–Hatta dinobatkan sebagai Bandara tersibuk di Indonesia. Jumlah pengunjung setiap tahunnya yang datang ke Bandara Soekarno Hatta adalah 51,17 juta penumpag.
Bandara ini memiliki 3 terminal yang digunakan untuk lalu lintas Maskapai Penerbangan.
- Terminal 1 biasanya digunakan untuk Penerbangan domestic.
- Terminal 2 digunakan untuk Penerbangan internasional; dan
- Terminal 3 digunakan untuk Penerbangan dengan Maskapai Penerbangan paling murah.
Meskipun terdapat pembedaan pembedaan tersebut, namun semua pengunjung tetap dilayani dengan sangat baik oleh petugas.
3). Bandara Internasional Yogyakarta
Bandara Internasional Yogyakarta (Yogyakarta International Airport) (IATA: YIA, ICAO: WAHI) adalah sebuah Bandara Internasional yang dibangun di Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bandara Internasional Yogyakarta ini direncanakan akan membantu kinerja Bandara Internasional Adisutjipto yang sudah tidak mampu lagi menampung kapasitas penumpang dan pesawat.
Sejarah Awal, Bandara ini berdiri di tanah seluas 600 hektar dan diperkirakan menelan biaya Rp9 triliun. Bandara ini akan memiliki terminal seluas 210.000 meter persegi dengan kapasitas 20 juta penumpang per tahun.
Selain itu, bandar udara tersebut diperkirakan bakal memiliki hanggar seluas 371.125 meter persegi yang direncanakan bakal sanggup menampung hingga sebanyak 28 unit pesawat. Bandara ini juga, bisa menampung pesawat berbadan lebar, seperti B777, B747, A380.
Arsitektur, Yogyakarta International Airport (YIA) yang modern dan desain yang futuristik, yang dilengkapi dengan jalur kereta api sebagai jalur transportasi yang mengangkut penumpang dari dan menuju Kota Yogyakarta.
4). Bandara Sepinggan – Balikpapan

Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan International Airport) (IATA: BPN, ICAO: WALL), juga dikenal sebagai Bandara Sepinggan, adalah Bandara yang melayani Penerbangan untuk Kota Balikpapan, Kalimantan Timur dan diproyeksikan menjadi gerbang utama menuju Ibu Kota Negara Indonesia yang baru. Bandar udara ini dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I.
Bandara ini memiliki Luas Lahan Sekitar 300 hektar dan merupakan bandar udara ke-4 terbesar dari 13 bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I.
Rencana Pengembangan pada lahan-lahan yang tersedia di sekitar Bandara ini terus dilaksanakan, antara lain hotel transit meeting room, restoran, mini market, dll.
Sejarah Awal, Pembangunan Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan telah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda sebelum waktu kemerdekaan Indonesia.
Bandara Ini digunakan terutama untuk kegiatan perusahaan minyak Belanda di daerah Balikpapan. Bandara ini menjadi bandara sipil setelah pengelolaannya diserahkan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Republik Indonesia pada tahun 1960.
Bandara ini akhirnya dikelola oleh Perum Angkasa Pura I (sekarang PT Angkasa Pura I) sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No.1 pada tanggal 9 Januari 1987.
Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan telah direnovasi dua kali selama 1991 sampai 1997.
- Fase Pertama dimulai pada tahun 1991 dan berakhir pada tahun 1994, untuk merenovasi taxiway, terminal penumpang dan kargo dan juga memperpanjang landasan pacu. Pada tahun 1995, Pemerintah Indonesia mengumumkan Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan sebagai bandara kelima di Indonesia yang melayani embarkasi haji untuk wilayah Kalimantan yang terdiri dari provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
- Fase Kedua renovasi terjadi pada tahun 1996 untuk merenovasi hanggar, depot bahan bakar, dan gedung administrasi. Fase kedua selesai dan bandara akhirnya mulai era baru operasionalnya dengan bangunan dan fasilitas baru pada tahun 1997.
Keunggulan, Bandara Sepinggan adalah salah satu Bandara yang paling megah di Indonesia. Bandara ini memiliki sistem keamanan yang sangat canggih dengan tema futuristic eco-airport yang sangat ramah lingkungan.
Bahkan, Bandara ini memiliki dinding berupa kaca transparan yang mengelilingi Bandara, sehingga pengunjung bisa bebas melihat keluar.
Beberapa fasilitas yang tersedia di Bandara Sepinggan antara lain adalah taman yang cantik, boutique mall dan gedung parkir yang luas dengan 4 lantai yang mampu menampung hingga 2300 unit kendaraan.
5). Bandara Jenderal Ahmad Yani – Semarang

Bandara Internasional Ahmad Yani (Ahmad Yani International Airport) (IATA: SRG, ICAO: WAHS) adalah sebuah Bandara yang terletak di Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Nama Bandara ini diambil dari salah satu nama Pahlawan Revolusi Indonesia, yaitu Jenderal Ahmad Yani.
Sejarah Awal, Pada awalnya Bandara Ahmad Yani adalah pangkalan udara TNI Angkatan Darat, dahulu lebih dikenal dengan Pangkalan Udara Angkatan Darat Kalibanteng.
Kemudian, Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Panglima Angkatan Udara, Menteri Perhubungan dan Menteri Angkatan darat tanggal 31 Agustus 1995, maka Pangkalan Udara AD diubah statusnya menjadi Pangkalan Udara Bersama Kalibanteng Semarang.
Namun karena peningkatan frekuensi penerbangan sipil, maka pada tanggal 1 Oktober 1995, Bandara Ahmad Yani Semarang menjadi salah satu Bandara di bawah PT Angkasa Pura.
Bandara Ahmad Yani berubah menjadi Bandara Internasional pada tahun 2004 setelah Garuda Indonesia membuka rute Semarang-Singapura.
Bandara Internasional Ahmad Yani memiliki terminal di sebelah Utara Runway (mengapung di atas laut). Terminal ini memiliki luas 58.652 m² dan Kapasitas penumpang mencapai 6,5-7 juta penumpang per tahun atau 20.000 orang per hari.
Fasilitasnya meliputi toko cinderamata, gerai makanan, bank, money changer, hotel dan travel booking, layanan taksi, penyewaan mobil dan BRT Trans Semarang. Bandara ini juga memiliki Runway 2.560 x 45 meter, 2 Paralell taxiway.
Pada tanggal 6 Juni 2018 Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani (Semarang) mulai dioperasikan.
Kemudian, Pada tanggal 7 Juni 2018 Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
6). Bandara Internasional Kualanamu – Medan
Bandara Internasional Kualanamu (Kualanamu International Airport) (IATA: KNO, ICAO: WIMM), adalah sebuah Bandara Internasional yang melayani Kota Medan, Sumatra Utara.
Bandara Internasional Kualanamu terletak di Kabupaten Deli Serdang, 23 km arah timur dari pusat kota Medan. Bandara ini adalah Bandara terbesar ketiga di Indonesia (setelah Soekarno–Hatta Jakarta dan yang baru Bandara Internasional Kertajati Majalengka, Jawa Barat.
Lokasi Bandara ini merupakan bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Beringin, Deli Serdang, Sumatra Utara.
Pembangunan Bandara ini merupakan bagian dari MP3EI, untuk menggantikan Bandara Internasional Polonia yang telah berusia lebih dari 85 tahun.
Bandara Kualanamu diharapkan dapat menjadi Bandara pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatra dan sekitarnya. Bandara ini mulai beroperasi sejak 25 Juli 2013 meskipun ada fasilitas yang belum sepenuhnya selesai dikerjakan.
Sejarah Awal, Pemindahan Bandara ke Kualanamu telah direncanakan sejak tahun 1992. Dalam kunjungan kerja ke Medan oleh Menteri Perhubungan saat itu, Azwar Anas, berkata bahwa demi keselamatan Penerbangan, Bandara akan dipindah ke luar kota.
Persiapan pembangunan diawali pada 1 Agustus 1997, namun krisis moneter yang dimulai pada tahun yang sama kemudian memaksa rencana pembangunan ditunda.
Sejak saat itu, kabar mengenai Bandara ini jarang terdengar lagi, hingga kecelakaan pesawat Mandala Airlines terjadi pada 5 September 2005.
Kecelakaan ini menewaskan Gubernur Sumatra Utara Tengku Rizal Nurdin dan juga menyebabkan beberapa warga yang tinggal di sekitar wilayah Bandara tewas akibat letak Bandara yang terlalu dekat dengan permukiman.
Hal ini menyebabkan munculnya kembali seruan agar Bandara udara di Medan segera dipindahkan ke tempat yang lebih sesuai.
Selain itu, kapasitas Polonia yang telah melebihi batasnya juga merupakan salah satu faktor direncanakannya pemindahan Bandara.
Rencana pembangunan selama bertahun-tahun terhambat masalah pembebasan lahan. Pada 1 Juli 2006, baru 1.650 hektare lahan yang telah tidak bermasalah, sementara lahan yang dihuni 71 kepala keluarga lainnya masih sedang dinegosiasikan.
Kemudian, Pada 1 November 2006 dilaporkan bahwa Angkasa Pura II telah menyelesaikan seluruh pembebasan lahan.
Bandara Kualanamu mungkin bisa menjadi Bandara percontohan yang memiliki konsentrasi tersendiri untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk pengunjung atau calon penumpang.
Bandara yang terletak di Medan ini memiliki sederet fasilitas terbaik dan ini merupakan satu satunya Bandara di Indonesia dengan akses kereta api. Fasilitas lain yang cukup menarik dari Bandara ini adalah adanya hotel transit yang dapat disewa per jamnya dengan kualitas yang paling baik tentunya.
7). Bandara Juanda – Surabaya

Bandar Udara Internasional Juanda (BUIJ) (Juanda International Airport) (IATA: SUB, ICAO: WARR), adalah Bandara internasional yang terletak di Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, 20 km sebelah selatan Surabaya.
Bandara Internasional Juanda dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I. Namanya diambil dari Ir. Djuanda Kartawidjaja, Wakil Perdana Menteri (Waperdam) terakhir Indonesia yang telah menyarankan pembangunan bandara ini.
Bandara Internasional Juanda adalah bandara tersibuk kedua di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta berdasarkan pergerakan pesawat dan penumpang. Bandara ini melayani rute Penerbangan dari dan tujuan Surabaya dan wilayah Gerbangkertosusila.
Bandara Internasional Juanda (Surabaya) memiliki panjang landasan 3000 meter dengan luas terminal sebesar 51.500 m², atau sekitar dua kali lipat dibanding terminal lama yang hanya 28.088 m².
Bandara baru ini juga dilengkapi dengan fasilitas lahan parkir seluas 28.900 m² yang mampu menampung lebih dari 3.000 kendaraan. Bandara ini diperkirakan mampu menampung 13 juta hingga 16 juta penumpang per tahun dan 120.000 ton kargo/tahun.
Sejarah Awal, Rencana untuk membangun satu pangkalan udara baru yang bertaraf internasional sebenarnya sudah digagas sejak berdirinya Biro Penerbangan Angkatan Laut RI pada tahun 1956. Namun demikian, pada akhirnya agenda politik pula yang menjadi faktor penentu realisasi program tersebut.
Salah satu agenda politik itu adalah perjuangan pembebasan Irian Barat. Berangkat dari tujuan membantu operasi TNI dalam pembebasan Irian Barat, pemerintah menyetujui pembangunan pangkalan udara baru di sekitar Surabaya.
Saat itu terdapat beberapa pilihan lokasi, antara lain: Gresik, Bangil (Pasuruan) dan Sedati (Sidoarjo). Setelah dilakukan survei, akhirnya pilihan jatuh pada Kecamatan Sedati, Sidoarjo.
Tempat itu dipilih karena selain dekat dengan Surabaya, areal tersebut memiliki tanah yang sangat luas dan datar, sehingga sangat memungkinkan untuk dibangun pangkalan udara yang besar dan dapat diperluas lagi di kemudian hari.
Bandara Juanda yang terletak di Surabaya juga merupakan Bandara yang membanggakan. Lebih jauh lagi, Bandara ini merupakan Bandara terbaik ke 10 di dunia dan memiliki fasilitas yang cukup lengkap.
Beberapa fasilitas tersebut antara lain adalah tempat makan, tempat belanja, tempat hiburan hingga STAFF Bandara yang sangat ramah.
Hal hal tersebut lah yang masuk dalam penilaian yang dilakukan oleh ASQ atau Airport Service Quality dan menempatkan Bandara Juanda sebagai Bandara terbaik ke 10 di dunia.
Itulah 7 Bandara Terbaik di Indonesia Dengan Berbagai Kelebihannya, Semoga Bermanfaat, Sekian & Terimakasih..